Catatan Perjalanan :
Keliling
Setengah Amerika
31.
Menuju Ke Dasar Air Terjun Di Malam Hari
Hari
sudah agak sore saat kami pulang berjalan kaki dari Pulau
Kambing. Anak-anak terlihat agak kecapekan, tapi anehnya bukannya
minta langsung kembali ke hotel malah ngajak jalan-jalan lagi ke downtown
kota Niagara Falls. Kebetulan lokasinya memang tidak terlalu jauh
dari hotel dan masih layak ditempuh dengan berjalan kaki.
Akhirnya kami pun berbelok menuju ke Rainbow Mall yang terletak
di kawasan yang disebut Main Street Shopping Area. Sudah dapat
diduga, yang dicari kemudian adalah benda-benda cendera mata.
Di
kawasan ini ada sebuah taman di dalam kompleks pertokoan yang
disebut dengan Winter Garden, yaitu sebuah taman yang dilingkupi
oleh dinding dan atap kaca sehingga pengunjung tetap dapat
menikmati taman ini meskipun salju sedang turun di luarnya saat
musim dingin (winter). Di dalam taman yang terletak di jalan
Rainbow Boulevard ini terdapat berbagai macam tanaman dan
pepohonan yang berasal dari daerah tropis, subtropis maupun
gurun.
Sekitar
jam 4:30 sore, kami baru kembali ke hotel. Lagi-lagi hanya untuk
istirahat sebentar, karena sore hingga malamnya kami merencanakan
untuk mengikuti wisata Niagara dengan menggunakan jasa perusahaan
wisata Gray Line. Kami sengaja menggunakan jasa wisata ini
mempertimbangkan bahwa kami akan mengambil paket wisata malam
bersama anak-anak. Dengan harapan nantinya mengurangi beban
urusan untuk pembelian berbagai tiket masuk, transportasi dari
satu lokasi ke lokasi lainnya serta tinggal duduk menunggu
jemputan di hotel dan akan kembali di antar ke hotel. Semata-mata
dengan pertimbangan kepraktisan, meskipun untuk itu harus
membayar lebih.
Paket
wisata yang kami ambil diberi nama American Adventure
Tour. Ini adalah paket wisata berdurasi sekitar 4 jam saja
dan khususnya diperuntukkan bagi mereka yang tidak memiliki
dokumen-dokumen yang diperlukan untuk menyeberang perbatasan
masuk ke wilayah negara Canada melalui jembatan Rainbow Bridge.
Karena itu rute wisatanya hanya akan berkeliling ke lokasi-lokasi
yang masih berada di wilayah negara Amerika.
***
Cuaca sore
hari Senin, 10 Juli 2000, sekitar pukul 18:00 saat kami berangkat
dari hotel masih tampak sangat terang benderang dan cerah. Malam
baru akan tiba selepas pukul 21:00, dan diperkirakan kami akan
kembali ke hotel paling lambat pukul 22:00 malam. Tujuan pertama
tempat yang akan kami kunjungi adalah Prospect Point Observation
Tower. Dari atas menara observasi ini, melihat ke arah selatan
dapat terlihat bentang air terjun Canadian Falls dari arah hilir
pada jarak pandang sekitar 1 km. Jika memandang ke utara, tampak
jembatan Rainbow Bridge pada jarak pandang 0,5 km.
Menara
observasi Prospect Point adalah sebuah menara setinggi 86 m
berstruktur baja, alumunium dan kaca, yang berdiri di tepi sungai
Niagara hingga menjulang sekitar 30 m di atas puncak tebing
sungainya. Melalui menara ini kami turun dari pinggir atas sungai
Niagara menuju ke tepi bawah sungai dimana terdapat sebuah
dermaga. Untuk itu, menara ini dilengkapi dengan dua buah elevator.
Dari
dermaga selanjutnya kami akan menempuh perjalanan wisata yang
disebut dengan Maid of the Mist dengan menggunakan
perahu motor menuju ke Canadian Falls. Kami akan mendekat tepat
di depan air terjun dan berada di dalam cekungan tapal kuda dari
air terjun yang juga disebut Horseshoe Falls ini. Untuk itu
sebelum naik ke perahu motor, kepada para penumpang terlebih
dahulu dibagikan jas hujan (rain coat) tipis warna biru, guna
melindungi dari percikan dan hempasan air yang pasti tidak
terhindarkan. Kami memilih mengambil tempat berdiri di dek atas
agar dapat lebih leluasa menikmati perjalanan yang rasanya tidak
akan pernah kami lakukan lagi.
Tidak
lama lepas dari dermaga, kami sudah berada tepat di depan
American Falls dan Bridal Veil Falls. Di kedua air terjun ini
tempat jatuhnya air tidak langsung berada di permukaan air sungai
melainkan di atas batuan dasar, sehinga tidak menimbulkan
gelombang air sungai. Pemandangan sangat indah terjadi ketika
titik-titik air yang terkumpul di atas air terjun ini
menghasilkan sebentuk pelangi yang sepertinya berada sangat dekat
di depan mata. Pemandangan itu berlangsung lama hingga perahu
motor yang kami tumpangi bergerak melewatinya.
Melanjutkan
perjalanan menuju Canadian Falls, banyak dijumpai burung-burung
sejenis camar laut yang berwarna putih bertengger dan beterbangan
di pinggiran dan di dinding-dinding tebing sungai yang curam.
Tidak lama kemudian kami lalu tiba di depan Canadian Falls dan
akhirnya masuk di cekungan tapal kuda bidang jatuh air terjun.
Perahu motor mulai bergoyang-goyang cukup keras akibat adanya
gelombang air di dasar air terjun. Hal ini terjadi karena tempat
jatuhnya air langsung berada di permukaan air sungai sehingga
menghasilkan gelombang.
Percikan
dan cipratan air sesekali mengguyur para penumpang perahu.
Gemuruh suara air disertai hembusan angin seakan menghalangi
pembicaraan sesama penumpang yang sesekali harus bicara sambil
teriak. Teriakan-teriakan ekspresi kaget dan riang saat terkena
cipratan air juga mewarnai riuhnya suasana penumpang di atas
perahu.
Sesekali
mesti berpegangan erat-erat pada badan perahu karena goyangan
perahu terkadang cukup keras, membuat penumpang yang keasyikan
memainkan kameranya lupa berpegangan sehingga terlempar ke kiri
dan ke kanan menumbur orang lain.
Seperti
tidak terasa ketika tahu-tahu perahu sudah bergerak menjauh dari
air terjun. Ekspresi gembira dan puas nampak terpancar dari
setiap wajah penumpang perahu. Sungguh pengalaman yang saya yakin
bagi kebanyakan penumpang perahu sore itu tidak akan terulang
kembali, dan empat di antara penumpang itu adalah kami
sekeluarga.
Dari
Prospect Point Observation Tower kami kemudian menuju ke sebuah
tempat benama Whirlpool State Park. Ini adalah sebuah taman yang
berupa dataran terbuka berumput yang berlokasi agak menjauh ke
hilir air terjun Niagara. Taman ini berada di atas tebing sungai
Niagara tepat di sudut dalam aliran sungai yang membelok
siku-siku, sehingga terbentuk bidang belokan yang melebar di
sudutnya tempat terjadinya putaran arus air sungai yang tentunya
sangat deras. Sore itu kami hanya berjalan-jalan saja menyusuri
pinggiran taman di tepi atas sungai, sambil menikmati pemandangan
senja hari di atas sungai Niagara.
***
Hari
sudah rembang petang dan matahari baru saja tenggelam ketika
akhirnya kami berada kembali di Pulau Kambing. Agenda terakhir
malam itu adalah melakukan perjalanan ke bagian dasar air terjun,
tepatnya di bawah Bridal Veil Falls atau di bagian bawah Pulau
Luna. Perjalanan ini disebut dengan Cave of the Wind.
Kepada setiap pengunjung terlebih dahulu dibagikan jas hujan
(rain coat) warna kuning serta sepatu dari bahan kain yang cocok
digunakan di jalan setapak yang tentunya basah dan licin yang
nanti akan kami lalui.
Setelah
turun menggunakan lift kemudian kami berada di sebuah
lorong (tunnel) bawah tanah yang ujungnya menuju ke luar di tepi
sungai Niagara. Dari ujung lorong ini kemudian mulailah kami
berjalan kaki dalam keremangan malam melalui jalan khusus yang
dibuat dengan konstruksi kayu. Jalan dan tangga kayu ini menuju
ke beberapa anjungan yang berlokasi lebih tinggi. Anjungan yang
berada paling dekat dengan dasar air terjun berada pada jarak
sekitar 8 m.
Naik
ke anjungan yang lokasinya nyaris seperti sedang berada di dasar
air terjun ini pada mulanya kedua anak saya agak ketakutan untuk
mendekat. Namun tidak lama kemudian justru berteriak kegirangan
setiap kali semburan air menerpa dan mengguyur tubuh mereka.
Untuk berbicara pun kami terpaksa harus saling berteriak agar
suaranya dapat terdengar di tengah gemuruhnya suara air yang pada
mulanya kedengaran menakutkan. Kami juga mesti berjalan
perlahan-lahan di atas jalan kayu yang basah, agak licin serta
bercahaya remang-remang.
Malam itu,
kira-kira selama 15 menit, kami benar-benar merasakan sedang
menjalani sebuah pengalaman yang luar biasa. Hanya suara gemuruh
air terjun yang kami dengar. Hanya batu-batu di dasar air terjun
dan hempasan air yang kami lihat di tengah keremangan malam.
Hanya dinginnya air yang kami rasakan menyentuh kulit.
Sungguh
kami seperti disadarkan. Betapa kecilnya manusia berada di dekat
alam yang sedang menjalani proses alamiahnya secara teratur dari
waktu ke waktu. Betapa tak berdayanya manusia kalau saja
tiba-tiba alam itu melakukan sedikit saja penyimpangan dari
kebiasaannya. Betapa tersesatnya manusia yang masih juga tidak
percaya bahwa semua kebiasaan maupun penyimpangan proses alam itu
pasti ada sesuatu yang mengendalikannya.
Sesuatu yang akan mengatur kapan dan kepada siapa
alam harus berlaku manis, serta kapan dan kepada siapa alam perlu
menggeliat kuat.
***
Indahnya air
terjun Niagara di saat malam hari, tampak ketika lampu sorot yang
berwarna-warni yang dipasang di seberang sungai mulai memancarkan
cahayanya. Sehingga tampak dengan jelas gerakan air terjunnya.
Sesekali tampak sesuai warna aslinya ketika cahaya putih
dipancarkan. Lalu sejenak berganti merah, biru, kuning atau
hijau. Sejenak lagi berubah bak kue lapis dengan warna berbeda di
bagian atas, tengah dan bawahnya.
Di sepanjang
tepian sungai di sisi utara Pulau Kambing juga dihiasi dengan
lampu-lampu sorot yang lebih kecil. Pemandangan itu menciptakan
suasana malam yang khas di Niagara seakan-akan sedang berada di
sebuah negeri antah-berantah.
Setidak-tidaknya itulah kesan yang saya
rasakan sejenak di Niagara malam itu. Tentunya kesan saya akan
berubah kalau misalnya setiap malam saya nongkrong di
sana. Tapi, ya ngapain?- (Bersambung)
Yusuf Iskandar
Pelangi
di atas American Falls
Dengan
perahu motor menuju ke bawah Canadian Falls